Malam ini saya senang sekali. Tepatnya tanggal 22 Maret 2012, pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Lombok. Hal yang mengantarkan saya ke sini adalah sebuah misi dari @lebahbooks melalui program yang disebut #SatuBukuSatuSaudara. Ya, ini adalah penyerahan pertama sebagian dari hasil donasi buku #SatuBukuSatuSaudara kepada anak-anak di pelosok Lombok dari berbagai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai mitra Taman Bacaan Anak Lebah (TBAL).
Keesokan harinya saya bersama mbak @vera_makki , mbak @poetrisoehendro , mas @fahmivalen sang fotografer, pak Usman (pengelola PAUD Al-Mujahidin) dan bu Mukanah (Pembina TBAL) mengunjungi PAUD AL-Falaah yang terletak di Lombok Timur. PAUD ini terletak di pinggir sawah, hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Tak hanya PAUD, Al-Falaah juga memiliki tempat untuk Posyandu, Parenting room, dan TK. Kedatangan kami ke PAUD tersebut sebagai undangan Pak Azro’i, pengelola PAUD tersebut, yang merasa kegiatan anak-anak ini akan semakin lengkap apabila disokong buku cerita anak-anak, sehingga mengajak TBAL untuk bermitra.
Setiba di sana, saya dikejutkan dengan kondisi PAUD tersebut, dimana bangunan, ruang kelas, para guru dan “situasi” di sana tampak seperti sekolah/TK profesional. Padahal PAUD AL-Falaah itu terbentuk dari hasil swadaya. Ternyata semua ini berkat semangat kepedulian dan kegigihan dari masyarakat setempat yang ingin mengentaskan buta huruf di lingkungan/daerahnya. “Semoga Taman Bacaan Anak Lebah berkenan untuk juga menyalurkan buku cerita anak-anak ke kami, agar wawasan dan kreativitas anak-anak semakin berkembang,” ujar pak Azro’i.
Setelah mengunjungi PAUD AL-Falaah, kami melanjutkan perjalanan menuju pantai Labuan Haji. Di sana sudah dikumpulkan 150 anak-anak dari 7 PAUD gabungan dari Lombok Tengah dan Timur. Sayangnya anak-anak dari PAUD Istiqomah dan Rambitan Jaya tidak bisa hadir karena jarak yang terlalu jauh. Mereka diwakili para tutor dan pengelola yang secara simbolis menerima buku-buku dari donatur. Sekitar pukul 9 pagi, mbak @poetrisoehendro mulai mendongeng. Anak-anak pun terhipnotis dengan cerita yang disampaikan oleh mbak Putri sampai tak terasa waktu mendekati sholat Jum’at.
Kemudian acara dilanjutkan dengan pembagian donasi buku #SatuBukuSatuSaudara. Sepanjang kampanye #SatuBukuSatuSaudara yang digaungkan melalui social media sejak awal Maret, terkumpul 150 buku, sebagian besar dengan catatan kecil dari si pengirim yang diselipkan dalam buku cerita.
Mimik keheranan pun muncul di wajah anak-anak itu ketika membaca surat/note yang terselip di dalam buku yang mereka terima. Mereka tidak pernah menerima surat sebelumnya dan tidak mengerti betul mengapa ada teman-teman dari berbagai kota yang peduli sedemikian rupa terhadap mereka.
Yang menggembirakan, saat mulai dijelaskan perlahan-perlahan, mimik mereka kemudian berubah menjadi ekspresi gembira ketika memamerkan surat/note itu ke teman-teman mereka dan membacanya dengan keras (tentu dengan bisikan dari tutor, sebagian dari mereka belum bisa membaca). Mereka berjanji akan membaca dan menyimpan buku-buku tersebut dengan baik dan berterima kasih sekali kepada kakak-kakak yang sudah berbaik hati memberikan mereka buku cerita. Akhir dari kegiatan kami siang itu dipenuhi dengan kegembiraan. Walaupun cuaca panas terik, tetapi tidak mengurangi semangat para guru dan kepala sekolah, serta keceriaan anak-anak itu.
Terima kasih mbak @poetrisoehendro, mas Fahmi , ibu Mukanah, pak Usman dan pak Az’roi yang sudah membantu hingga terselenggaranya kegiatan bersama anak-anak dari PAUD AL-Mujahidin, Assajari, Melati, Amanah, dan AL-Fallah (minus PAUD Istiqomah dan Rambitan Jaya). Berikut adalah foto-foto kegiatan dan penyerahan donasi #SatuBukuSatuSaudara batch 1.
Buat teman-teman yang ingin berdonasi buku untuk #SatuBukuSatuSaudara, masih kami tunggu partisipasinya. Anak-anak di Wakatobi, Ambon, Pulau Seram juga menanti kepedulian kalian lho 😉
(written by Rismadhani ‘Dhani’ — @sidhancrut (www.tbal.org)
There are no comments published yet.